HARI GURU NASIONA 2023, MENGENANG SEWINDU GURU SENI MUSIK TERBAIK BANGSA BERPULANG - ASHADU.ID
  • Sugeng Rawuh
Selasa, 8 Juli 2025

HARI GURU NASIONA 2023, MENGENANG SEWINDU GURU SENI MUSIK TERBAIK BANGSA BERPULANG

HARI GURU NASIONA 2023, MENGENANG SEWINDU GURU SENI MUSIK TERBAIK BANGSA BERPULANG
Bagikan

Tidak afdol rasanya sebagai mahasiswa aktif program studi tarbiyah tapi tidak ikut memeriahkan hari guru nasional, yang dihelat setiap tanggal 25 November. Lekat dalam ingatan kita, setiap Hari Guru Nasional selalu menyanyikan lagu ‘Hymne Guru’, tapi jujur saja banyak dari kita belum mengenal siapa pencipta dan bagaimana kisah awal terciptanya lagu tersebut.

Mbah Sartono namanya, lahir di Madiun, 29 Mei 1936.[1] Salah seorang Guru Seni Musik terbaik bangsa yang sampai Ia pensiun masih tetap menjadi Guru Honorer. Dengan demikian Ia tak mendapatkan gaji pensiunan. Sedikit terobati, istri beliau, yang bernama Damiyati menjadi seorang guru PNS. berbeda dengan nasib Mbh. Sartono, Itrinya menjadi seorang Guru Pegawai Negeri Sipil. dikemudian  hari uang pensiunan Istrinya tersebut jadi penunjuang masa senja.

Di kisahkan, Sartono pada suatu hari di tahun 1980 sedang naik bus ke Nganjuk untuk mengajar musik di Perhutani Nganjuk. Di tengah perjalanan Ia membaca koran dan menemukan berita sayembara penciptaan lagu ‘Hymne Guru’ yang di selenggarakan oleh DEPDIKNAS. Waktu tinggal beberapa hari dari saat Ia tak sengaja membaca berita itu di secarcik Koran dengan nominal hadiah Rp. 750.000,-.

Sartono lahir dari ayah bernama R. Soepardi, kala itu menjabat sebagai camat di Lorog, Pacitan. Walau tak lama karena saat Sartono berusia 7 tahun Jepang menduduki Indonesia dan ayahnya tak lagi menjadi camat. [2]

Berpacu dengan waktu, Sartono bergegas menyusun lirik dan nada dengan alat seadanya. Hingga pada akhirnya ia menyelesaikan lagu tersebut. Tapi tak selesai sampai di situ,  muncul masalah baru saat Sartono mengalami keterbatasan biaya pengiriman, ia tak bisa mengirimkan karya kepanitia lomba di Jakarta. Akhirnya ia terpaksa menjual jas untuk biaya pengiriman Pos.

Dari ratusan peserta karya Sartono lah menjadi yang terbaik. Dan uang hadiahnya Ia gunukan untuk membeli sepeda motor, tentu saja itu juga untuk pengabdiannya di dunia pendidikan.

Sebagai orang yang tulus mengabdi untuk Negeri melalui dunia pendidikan nyatanya Sartono jauh dari kata sejahtera. Tak banyak yang Ia terima. Fakta bahwa sampai pensiun Ia tak mendapatkan gelar Pegawai Negeri sudah cukup jalas, bahwa, Negara tak cukup menghargai pengabdian yang Ia berikan.  Lagu ‘Pahlawan Tanpa Tanda Jasa’ mulanya merupakan perjuangan, bahwa, seorang Guru selepas pensiun tak memiliki tanda jasa sebagaimana yang didapatkan ‘Pahlawan’ lain.

Hingga setelah tanda jasa diberikan, pada tahun 2007 terjadi perubahan lirik lagu ‘Hymne Guru’, yang disahkan melalui surat edaran PGRI Nomor 447/UM/PB/XIX/2007 bertanggal 27 November. berisi perubahan teks pada lagu ‘Hymne Guru’ engkau patriot pahlawan bangsa tanpa tanda jasa. Frasa tanpa tanda jasa diubah menjadi pembangun insan cendekia.[3]

Sebagai generasi baru kita harus belajar dari beliau. Kesederhanaan dan pengabdian yang akan terus hidup. Walau pengabdian laur biasa tak dibarengi dengan penghargaan yang layak.

Beliau sampai akhir hayatnya, kembali ke hadirat Allha pada 1 November 2015 silam, tepat sewindu yang lalu, tetap bangga dengan pengabdiaanya di dunia pendidikan, selama hidup, sebagai ‘PAHLAWAN TANPA TANDA JASA’.

Hymne Guru

Sartono 1980

Terpujilah wahai engkau ibu bapak guru
Namamu akan selalu hidup dalam sanubariku

Semua baktimu akan kuukir di dalam hatiku
S’bagai prasasti t’rima kasihku ‘tuk pengabdianmu

Engkau sebagai pelita dalam kegelapan
Engkau laksana embun penyejuk dalam kehausan
Engkau patriot pahlawan bangsa
Pembangun insan cendekia

Terpujilah wahai engkau ibu bapak guru
Namamu akan selalu hidup dalam sanubariku

Semua baktimu akan kuukir di dalam hatiku
S’bagai prasasti t’rima kasihku ‘tuk pengabdianmu

Engkau sebagai pelita dalam kegelapan
Engkau laksana embun penyejuk dalam kehausan

Engkau patriot pahlawan bangsa
Pembangun insan cendekia


[1] Heni Widiatmoko, Dkk. “Kumpulan Lagu Wajib Nasional, Tradisional, & Anak Terpopuler”, (Jakarta, Penebar Swadaya Grub: 2017)

[2] Glovenia Sanca Frisca, Biografi Pencipta Lagu”. diakses melalui laman https://www.academia.edu/28114767/Biografi_Pencipta_Lagu

[3] Vio, “Mengenang Sartono, Pencipta Lagu Hymne Guru yang Legendaris,” November 24, 2023. https://kumparan.com/berita-hari-ini/mengenang-sartono-pencipta-lagu-hymne-guru-yang-legendaris-1ueivrdKbHr/4

Penulis

  • Mahasiswi aktif di STAI Ma'arif Kendal-Ngawi Progam Studi Menejemen Pendidikan Islam

SebelumnyaFreedom is Absolute UtopianSelanjutnyaSeutas Harapan
Tidak ada komentar

Tulis Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

ASHADU.ID
Jl. Raya Simo-Glodok-Tular, Tular, Banjarejo, Panekan, Kabupaten Magetan, Jawa Timur 63261